WELCOME

Maju terus Indonesia, Aceh khususnya.,,.,

Senin, 20 April 2015

Waspada Aceh Diserang

Aceh yang memiliki gelar seuramoe meukah kini harus mulai berbenah. Bagaimana tidak, gelar yang disandangnya, sekarang sudah mulai memudar dan sudah mulai tidak sesuai dengan keadaan yang berlaku dimasyarakat. Tentunya ada faktor-faktor yang dilakukan oleh barat untuk memudarkan keislaman di aceh ini, baik itu dari segi pendangkalan akidah, fashion, budaya yang semestinya tidak diikuti oleh bangsa Aceh sendiri.
Allah berfirman dalam Al-qur’an:
Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipudaya yang jahat dengan sebenar-benarnya (AT-Tariq:15)
Melalui pendangkalan akidah. Baru-baru ini aceh dikagetkan oleh seorang kristiani yang sekarang sudah memeluk islam membeberkan rencana mereka untuk mengkristenkan bangsa aceh, mereka memiliki dana yang cukup besar dan tidak takut untuk menghamburkan-hamburkannya demi tercapainya cita-cita mereka yaitu mengkristenkan umat. Naudzubillah, alhasil beberapa rakyat aceh tergoda dan menjual agamanya demi dunia yang hanya sesaat. Aceh yang dulunya 100% memeluk agama islam, saat ini harus mengakui bahwa rakyat aceh tidak lagi 100% memeluk agama islam.
Melalui Fashion, Fashion merupakan gaya berpakaian “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka". (HR. Abu Dawud, Al-Libas, 3512. Al-Albany berkata dalam Shahih Abu Dawud, Hasan Shahih no. 3401)
Dikatakan jelas bahwa apabila kita meniru cara berpakaian salah satu kaum, maka kita termasuk kedalam kaum tersebut. Hal ini tampak dari fashion rakyat aceh yang beberapa diantaranya mengumbar-ngumbarkan rambutnya, membungkus auratnya bagi wanita. Pria menggunakan celana ponggol yang memamerkan lututnya (auratnya), Padahal jelas dalam islam aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangannya dan aurat pria adalah dari pusar hingga lututnya. pria menggunakan dan berdandan menggunakan pakaian wanita dan sebaliknya, Naudzubillah.
Melalui budaya, Perlu diketahui budaya aceh saat ini yang berbasis agama sudah mulai memudar, contonya DIKE dan DALAE. Budaya aceh ini adalah salah satu budaya tradisional yang biasanya diadakan ketika perayaan maulid nabi. Baik dike maupun dalae merupakan media untuk mendakwahkan islam. Intisari dari dike dan dalae ini adalah memuji allah serta memuliakan rasulullah. Budaya tersebut telah tergantikan dengan musik-musik budaya barat.
Adapun media dalam melaksanakan aksi jahat mereka adalah televisi, media komunikasi, sosial dan lain sebagainya. Sebagai contoh, saat ini kita mengikuti fashion yang ditampilkan di televisi dengan alasan lagi tren, gaul, keren dll. Apabila kita tidak mengikutinya maka akan terdengar suara cemoohan orang yang mengatakan kolot, ketinggalan zaman, dan apabila seorang wanita menggunakan jilbab yang besar akan disebut dengan sebutan jilbaber. Yang benar kini menjadi salah yang salah menjadi benar.
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah saya mengutip kata-kata dari ustdz Rizki yang mengatakan: “Kalau seandainya atap rumah kamu bocor, jangan hanya mengelap air yang menetes kebawah saja, namun perbaikilah atap yang bocor tersebut”.
Semoga bermanfaat
Amin ya rabbal ‘alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar