WELCOME

Maju terus Indonesia, Aceh khususnya.,,.,

Jumat, 01 Mei 2015

muslihat mafia batu

Kemenangan indocrese solar di Jakarta telah direncanakan oleh mafia batu
Beberapa waktu lalu saya telah melakukan wawancara dengan seorang pecinta batu asal Langsa. Tgk Syukri begitu panggilan masyarakat terhadap beliau. Dalam wawancara tersebut, beberapa pertanyaan saya berikan dan beliau memberikan jawaban yang sangat mengejutkan. Beberapa argumen beliau terhadap batu diantaranya adalah kemenangan indocrese solar telah direncanakan dari awal oleh mafia batu. Apa keuntungannya?, berikut akan dijelaskan beberapa keuntungan yang diperoleh oleh mafia batu.
Giok merupakan batu yang sudah sangat lama dikenal dan dipercaya memiliki manfaat-manfaat tertentu. Oleh sebab itu batu giok memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Namun mengapa di aceh batu mulia tersebut dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan batu-batu lain seperti indocrese solar?
Jawabannya adalah karena mafia batu sudah sampai ke Indonesia (aceh), bagaimana prosedurnya? Prosedurnya adalah mafia batu membuat kontes dan memenangkan indocrese solar, dengan menangnya indocrese solar perhatian rakyat aceh akan tertuju ke indocrese solar. Dengan itu harga batu lain termasuk giok nefrid menjadi lebih miring. Jadi mafia batu dapat membeli giok aceh (nefrid) dengan harga yang murah untuk dijual kembali dengan harga yang sangat tinggi. Jadi, kemenangan kontes tersebut hanya pancingan bagi masyarakat aceh untuk menjual harga batu giok aceh (nefrid) dengan harga miring.
Selanjutnya mengapa orang aceh mau menjualnya dengan harga yang lebih miring?
Di aceh, batu giok (nefrid) lebih mudah dijumpai dibanding indocrese solar. Oleh sebab itu orang aceh mau menjualnya dengan harga lebih miring. Jadi kesimpulannya adalah semua itu telah diperhitungkan dan disetting dengan sedemikian rupa oleh mafia batu untuk mengambil keuntungan yang sangat besar dan dengan modal yang tidak begitu besar.

Ingat perinsip ekonomi barat: “membeli dengan semurah-murahnya dan menjual semahal-mahalnya”. Berbeda dengan perinsip perdagangan rasulullah: “tidak boleh mengambil untung lebih dari setengah harga beli”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar